Senin, 15 Januari 2018

Saya gemetar waktu menulisnya...



Bunda Shalihah, pernah dengar dan masih inget kisahnya Yuyun? Seorang gadis malang yang berada di tempat yang salah dan waktu yang tak tepat. Sedih dan miris banget kalau mengingatnya.
Yuyun gadis 14 thn yg di perkosa bergiliran oleh 14 remaja setelah mereka menonton video porno dan dalam keadaan mabuk. Yang setelah di gilir 14 pria lalu mayat nya di buang ke jurang bagaikan benda yang tak berguna 😥
 
Atau gak usah jauh-jauh, di kota kita tercinta juga ada kejadian yang baru-baru ini terjadi. Sepasang remaja SMP berbuat mesum di toilet umum dengan masih memakai seragam sekolah nya.
Dan bahkan ada juga yang berbuat mesum di kolam renang umum di daerah Pontianak Barat, tanpa memperdulikan bahwa di tempat itu banyak orang dan anak kecil yang juga sedang memakai fasilitas umum tsb.

 Mereka seakan tak punya rasa malu lagi berada di keramaian melakukan perbuatan asusila. Bahkan ketika ada yang menegur nya, mereka menjawab enteng dan nyeleneh dengan mengatakan "ahhhh kayak gak pernah muda aja" 😠😠

Muak rasanya yah Bun 😏

Di usia remaja, mereka yang harusnya di penuhi dengan prestasi tetapi otak nya sudah di isi dengan pikiran kotor untuk melakukan perbuatan yang sebenarnya belum pantas mereka lakukan.

Dan setelah di telusuri kasus kasus di atas bersumber dari satu kata PORNOGRAFI..!

Bunda soleha... PORNOGRAFI bagaikan candu bagi mereka yang sudah menikmati nya.

Kenapa begitu? 🤔

Karena konten pornografi di tangkap secara visual langsung masuk ke dalam sistem lindik di dalam otak kecil dan merangsang hormon dopamine yang efeknya menimbulkan kecanduan dan pada saat bersamaan tubuh mengeluarkan hormon kenikmatan seperti orang bersetubuh.

Meski hal ini terjadi di otak kecil tetapi bagian otak yang mengalami kerusakan berat ada pada bagian depan (PRE FRONTAL CORTEK/PFC) yang letaknya tepatnya di atas alis mata bagian kanan.

Bagian ini berfungsi untuk Kontrol diri, mengatur emosi, membuat perencanaan dan keputusan, juga perilaku sosial yg benar. Dan bagian ini lah yang membedakan kita manusia dengan binatang.

Bunda.. jika bagian ini rusak maka akibatnya sangat fatal. Ngeri saya memikirkan nya Bun, karena berpotensi untuk melakukan tindak kekerasan dan tak menghiraukan norma sosial di masyarakat.😥😥😥

Teringat perkataan dari ka Hilman, seorang psikolog dari yayasan KITA DAN BUAH HATI di seminar INTERNET BAIK yang diadakan oleh salah satu provider nasional di Pontianak beberapa hari yang lalu, bahwa salah satu cara untuk menstimulasi bagian PFC agar bekerja dengan baik yaitu dengan Sujud ketika kita shalat.

Bunda sholehah, benar lah bahwa Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45:
"Sesungguhnya Shalat itu MENCEGAH perbuatan keji dan mungkar".

Mencegah bisa di artikan "mengontrol", berarti kita sebagai muslim minimal 34 kali melakukan sujud dalam Shalat dan itu ternyata mengaktifkan fungsi PFC dlm otak kita. Allahu Akbar..

Demikian pula Rasulullah ﷺ, telah meminta kita umatnya agar mulai mendidik anak anak shalat sejak usia 7th. Usia Tamyiz yang berarti usia yang telah mampu membedakan antara baik dan buruk.

Bunda, jika kita sebagai orang tua telah mampu mendidik anak anak kita untuk shalat dengan benar, agar mereka bisa mendapatkan kontrol diri yang baik.

Maka rasanya tak hilang harapan bahwa kita mampu menciptakan generasi yang siap menghadapi era digital dengan segala pengaruh baik dan buruknya.

Generasi yang mampu menolak "bahaya" yang datang padanya, generasi yang mampu mengendalikan diri nya dalam menghadapi gejolak usia mudanya.

Lalu satu lagi bunda Sholehah, jangan pernah putus Doa untuk anak anak kita. Minta hanya dengan ALLAH agar anak anak kita selalu dalam penjagaan-NYA, selalu dalam lindungan-NYA dan selalu dalam Bimbingan-NYA


*Umma raif 3/12/2017

1 komentar:

  1. MasyaAllah tulisan kakak ne keren-keren euy, saye jadi asyik membacanya. budewey mengomentari tulisan ini, saye pon geram kak dengan kejadian yang akhir-akhir ini meresahkan terutama saye dan mungkin kawan-kawan yang lain. Literasi digital emang harus sering kite kampanyekan bahkan edukasi yang serius untuk anak-anak kite juga untuk orang dewasa. Karena dengan begitu hebatnya lipatan waktu dan kejadian dalam genggaman gadget itu sangat memberikan potensi yang luar biasa bagi meluasnya penyebaran content2 pornografi yang dapat diakses oleh anak-anak kite. Hmmm....kudu hati-hati saat memberikan HP ke anak-anak kite ye....

    BalasHapus