Senin, 15 Januari 2018

Sepertinya ini Saya 😊




"Bun... Bunda... Pinjam hp"
"Bun... mau maen game"
"Bunda... Aku mau nonton yutup" 

Familiar dengan rengekan ini bunda..? 😀😀

Tentunya bunda bunda yang memiliki anak anak usia 4—10th udah gak asing lagi yah dengarnya, karena anak anak kita adalah anak anak generasi ALPHA. 

Generasi yang lahir di tengah kecanggihan teknologi komunikasi dan kemajuan teknologi digital, sehingga mereka akrab dengan Smartphone, PC, Laptop maupun Tablet.

Terus bagaimana jawaban bunda ketika mendengar rengekan itu..?

Yang jawabannya "kasih aja deh hp nya, dari pada rewel", ayo angkat tangan nya.. (lah koq saya juga angkat tangan, hihihi..)

Yah mungkin karena kita beralasan; yahh dari pada ganggu di majelis taklim, atau takut tantrum di Mall, atau malah ngambek dan gak mau makan di restoran dan mengganggu pengunjung restoran lainnya atau berbagai alasan lainnya demi menuruti keinginan si kecil.

Yah apapun alasannya bunda, kita mestinya sudah HARUS mulai prihatin dan aware dengan tingkah pola mereka.

Dan kita juga HARUS nya lebih TAKUT dengan sikap kita yang menuruti keinginan mereka, agar mereka tidak mengganggu aktivitas kita. (ini di garis bawahi yaa..)

Atau mungkin untuk bunda yang memiliki anak anak usia di atas 10-15th, mereka malah serasa memiliki dunia sendiri dengan dgn Gadget nya. Mereka menyendiri di kamar, maen games online yang sedang Trend sekarang atau mungkin malah nonton film P*R*O, duh gak tega mau nulisnya 😫

Ada yang seperti itu bunda situasi d rumah nya..? 

Gak usah angkat tangan bun, hehehe.. Yang senyumnya miris membaca ini, saya udah tau jawabannya 😂

Oke bunda, pertanyaan nya adalah; kenapa GAMES dalam gadget itu lebih menarik perhatian mereka dari pada kita orang tuanya..?

Dari artikel yang saya baca, tulisan dari seorang psikolog Hilman Al Madani. Ada beberapa alasan nya bun, cekidot yah :

1. Games gak pernah MARAH

Bun, game gak pernah memarahi pemain nya jika salah atau kalah. Games akan berkata "You failed, Try Again".

Ehmmm, coba deh bunda bandingkan dengan kita. Ketika anak berbuat salah, mulut kita langsung ngomel marahin mereka. Bahkan kadang salah nya dikit, kita marahin nya banyak. Belum lagi, kadang kesalahan mereka yang lama-lama kita ungkit lagi. 

2. Tampilan dalam games MENARIK 

Dengan warna dan gambar dalam games sangat menarik untuk anak anak, terutama anak laki laki yang memang cenderung visual. 

Nah sekarang coba bunda ngaca deh, apa muka kita selalu kita pasang ramah dan lembut ketika berhadapan sama anak atau mungkin kita lupa tersenyum di depan anak karena sedang stres dengan pekerjaan atau karena capek seharian beraktivitas. 

3. Suara games selera "gue banget" 

Para Gamers sangat suka sekali dengan suara games bunda, bahkan kadang mereka memakai headset agar suara itu semakin menyatu dengan mereka
.
Bunda menurut penelitian, dalam komunikasi prosentase penentu keberhasilan penyampaian pesan, yaitu ;
intonasi sebesar 38%
bahasa tubuh 55%
dan isi pesan hanya 7% saja

bayangkan jika pesan dalam games itu terselubung pesan yang berbahaya 😣😣

Jadi coba bandingkan dengan suara kita ketika berbicara dengan anak anak, cenderung bernada tinggi, instruktif, cempreng dan nyebelin 🤗

4. Games selalu memberi HADIAH 

Walau pun tidak memberi dalam bentuk barang nyata, hanya berupa bintang, token atau pujian. Itu cukup membuat anak merasa di hargai atas usahanya, membuat anak merasa hebat dan mantafff. 

Hanya saja bunda, hadiah yang di berikan games itu setelah mereka di suruh membunuh, mencuri, menghancurkan musuh, pokoke instruksi yang negatif. Bayangkan jika itu tertanam sangat dalam di otak anak anak kita dan membentuk ingatan kuat lalu akan membentuk kepribadian anak kita. 

Bisa bunda bayangkan gimana perilaku anak kita jika kepribadian nya terbentuk dari informasi yang tertanam hanya soal kekerasan 😣😣

Gimana dengan kita bunda, apakah kita memberi apresiasi positif kepada anak ketika mereka melakukan hal baik atau reaksi kita hanya diam saja tanpa memberi pujian. Dan sebaliknya ketika mereka melakukan kesalahan, kita cerewet nya bukan maen 😏😏

5. Games membuat anak berkelana

Bun, games mengizinkan anak anak untuk berpetualang menjelajahi hal hal baru yg telah di siapkan levelnya oleh games. Anak merasa hebat dan mampu ketika mereka berhasil menaklukkan level itu
.
Trus bagaimana dengan kita Bun, ketika anak maen kita selalu khawatir dengan mengatakan
"gak usah nak,, nanti jatuh"
"kamu mau kemana" atau lebih Extreme kita bilang
"tuh kan udah bunda bilang jangan kesitu, gak percaya sih" 

Anak anak jadi takut melakukan hal hal baru, karena tersugesti dari perkataan kita bunda. 

Sampai disini cukup sesak yah bun, 

oke sekarang bunda pejamkan mata dan tarik nafas dalam dalam,
hembuskan nafas bunda kencang kencang,

Hufffhhhh 

Yuk kita tadabburi Firman Allah di surat Ali-'Imran 159:
“Maka di sebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu, karena itu maafkanlah mereka dan mohonlah ampunan untuk mereka dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu” 

Bunda Sholehah, mungkin kita lupa berlaku lemah lembut kepada mereka, mungkin kita selalu memaksa keinginan kita ke mereka, mungkin kita tak pernah lagi mendoakan mereka dan meminta ampunan Allah atas mereka. 

Saatnya kita muhasabah yah bun, bisa jadi mungkin semua ini karena salah kita.

Tinggalkan sejenak gadget kita, matikan dulu kompor kita, lepaskan dulu penyapu dan pengepel kita, save dulu kerjaan kita di laptop ketika anak anak kita mendekati kita dan ingin berbicara dengan kita.

Luaskan hati dan pasang telinga lebar lebar, siapkan pelukan terhangat kita dan siap menjadi BEST FRIENDS untuk anak anak kita. 👨‍👩‍👧‍👦

Semoga Allah menerima taubat kita dan memudahkan semua ikhtiar kita untuk KEMBALI menjadi ORANG TUA untuk anak anak kita titipan Dari-NYA. 

Selamat bermuhasabah bunda Sholehah... 

*Umma Raif | 5/12/2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar